 
 
 
 
 
 
 
Pengertian
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata 
global,  yang maknanya ialah 
universal. Achmad Suparman menyatakan 
Globalisasi  adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai  ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah  Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi  kerja (
working definition), sehingga bergantung dari sisi mana  orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial,  atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa  seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,  mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi  dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi  dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang  diusung oleh negara-negara adikuasa,  sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga  terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah  kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat  dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi  dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu  bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap  perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain  seperti budaya  dan agama.  Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah  Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan  orang dengan globalisasi:
- Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai  meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara  tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin  tergantung satu sama lain.
- Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin  diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor,  lalu lintas devisa, maupun migrasi.
- Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin  tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman  di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
- Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari  universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat  sehingga mengglobal.
- Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima  ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi  pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya.  Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi  sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.
[sunting] Ciri globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya  fenomena globalisasi di dunia.
 
 
Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan  keterkaitan antarmanusia di seluruh dunia
- Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan  barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet  menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya,  sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita  merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
- pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling  bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,  peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi  semacam world Trade  Organization (WTO).
- Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama  televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga  internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan  dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam  budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
- Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,  krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy dan 
Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini  telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru  bahwa dunia adalah satu. 
Giddens menegaskan  bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil  bagian dalam sebuah 
dunia yang harus berubah tanpa terkendali  yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama,  perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi.  Sejalan dengan itu, 
peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai  
zaman transformasi sosial.
 Teori globalisasi
Cochrane dan 
Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya  dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teoritis yang dapat dilihat,  yaitu:
- Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah  kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga  di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan  dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak  memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
- 
- Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik  perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan  menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
- Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah  sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk  penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan  konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar  dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk  menentang globalisasi (antiglobalisasi).
 
 
- Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah  terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos  semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk  bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang  tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi,  dari produksi dan perdagangan kapital.
- Para transformasionalis berada di antara para globalis dan  tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat  dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat  bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi  teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat  hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan,  yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka  menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut  negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.
Sejarah globalisasi
Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad  ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional.  Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antarbangsa di dunia  telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih  globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan  antarnegeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari  Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat  (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang. 
Berkas:Mcdonalds oslo  2.jpg Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di seluroh pelosok  dunia menunjukkan telah terjadinya globalisasi.
Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di  Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara  lain meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India,  Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping  membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan  nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya  Arab ke warga dunia.
Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara  besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda  adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan  terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa  dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan  teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu,  berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar  terhadap difusi kebudayaan di dunia.
Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta  pasar juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di  Indinesia misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan  Eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari  Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris  adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap  menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika  perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya  komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan  terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara  negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini  didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan  transportasi. Alhasil, sekat-sekat antarnegara pun mulai
 Reaksi masyarakat
 Gerakan  pro-globalisasi
Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan pro-globalisasi)  menganggap bahwa globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan  kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada 
teori keunggulan komparatif yang  dicetuskan oleh 
David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu  negara dengan negara lain saling bergantung dan dapat saling  menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu bentuknya adalah  ketergantungan dalam bidang 
ekonomi.  Kedua negara dapat melakukan transaksi pertukaran sesuai dengan  keunggulan komparatif yang dimilikinya. Misalnya, 
Jepang  memiliki keunggulan komparatif pada produk kamera digital (mampu  mencetak lebih efesien dan bermutu tinggi) sementara 
Indonesia  memiliki keunggulan komparatif pada produk kainnya. Dengan teori ini,  Jepang dianjurkan untuk menghentikan produksi kainnya dan mengalihkan  faktor-faktor produksinya untuk memaksimalkan produksi kamera digital,  lalu menutupi kekurangan penawaran kain dengan membelinya dari  Indonesia, begitu juga sebaliknya.
Salah satu penghambat utama terjadinya kerjasama diatas adalah adanya  larangan-larangan dan 
kebijakan  proteksi dari pemerintah suatu negara. Di satu sisi, kebijakan ini  dapat melindungi produksi dalam negeri, namun di sisi lain, hal ini akan  meningkatkan biaya produksi barang 
impor  sehingga sulit menembus 
pasar negara yang dituju. Para pro-globalisme tidak  setuju akan adanya proteksi dan larangan tersebut, mereka menginginkan  dilakukannya kebijakan perdagangan bebas sehingga harga barang-barang  dapat ditekan, akibatnya permintaan akan meningkat. Karena permintaan  meningkat, kemakmuran akan meningkat dan begitu seterusnya.
Beberapa kelompok pro-globalisme juga mengkritik 
Bank  Dunia dan 
IMF, mereka berpendapat bahwa kedua badan  tersebut hanya mengontrol dan mengalirkan dana kepada suatu negara,  bukan kepada suatu koperasi atau perusahaan. Sebagai hasilnya, banyak  pinjaman yang mereka berikan jatuh ke tangan para 
diktator  yang kemudian menyelewengkan dan tidak menggunakan dana tersebut  sebagaimana mestinya, meninggalkan rakyatnya dalam lilitan hutang  negara, dan sebagai akibatnya, tingkat kemakmuran akan menurun. Karena  tingkat kemakmuran menurun, akibatnya masyarakat negara itu terpaksa  mengurangi tingkat 
konsumsinya; termasuk konsumsi barang impor,  sehingga laju globalisasi akan terhambat dan -- menurut mereka --  mengurangi tingkat kesejahteraan penduduk dunia.
 Gerakan  antiglobalisasi
 |  | Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar  Wikipedia Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf  atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan,  tolong hapus pesan ini.
 | 
[sunting] Gerakan antiglobalisasi !Artikel utama untuk bagian ini  adalah: antiglobalisasi Gerakan antiglobalisasi
Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk  memaparkan sikap politis orang-orang dan kelompok yang menentang  perjanjian dagang global dan lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan  antar negara seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"Antiglobalisasi" dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan  sosial, sementara yang lainnya menganggapnya sebagai istilah umum yang  mencakup sejumlah gerakan sosial yang berbeda-beda. Apapun juga  maksudnya, para peserta dipersatukan dalam perlawanan terhadap ekonomi  dan sistem perdagangan global saat ini, yang menurut mereka mengikis  lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga, dan  banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.
Namun, orang-orang yang dicap "antiglobalisasi" sering menolak  istilah itu, dan mereka lebih suka menyebut diri mereka sebagai Gerakan  Keadilan Global, Gerakan dari Semua Gerakan atau sejumlah istilah  lainnya. [sunting] Globalisasi Perekonomian
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan  perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan  pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial  negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh  batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan  menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan  perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian  di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke  pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang  masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara  lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
- Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai  negara, dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini  dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang  murah, infrastruktur yang memadai atau pun karena iklim usaha dan  politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur  global.
Kehadiran tenaga kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi  tenaga kerja
- Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk  memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk  portofolio atau pun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh,  PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa  Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem  pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha  dari manca negara.
- Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan  tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf  profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman  internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara  berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah  dan bebas.
- Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah  dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena  kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV,radio,media cetak dll.  Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya  pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh :  KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimana-mana.  Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun  di desa- menuju pada selera global.
- Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan  penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan  demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat,  ketat, dan fair.
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah  terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan  perdagangan internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian nasional  telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan  adanya kekuatan pasar dunia. [sunting] Kebaikan globalisasi ekonomi
- Produksi global dapat ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David  Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi  dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan  masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan  dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat  meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
- Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai  negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini  menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain  itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga  yang lebih rendah.
- Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara  memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
- Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati  oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga  ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh  negara-negara berkembang.
- Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja  dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi  yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini  seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar  negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan  pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang  dibutuhkan tersebut. [sunting] Keburukan globalisasi ekonomi
- Menghambat pertumbuhan sektor industri
Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem  perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan  negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi  untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant  industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas  menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor  industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada  industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin  meningkat.
- Memperburuk neraca pembayaran
Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya,  apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang.  Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk  lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto  pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit.  Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran  keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat.  Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca  pembayaran.
- Sektor keuangan semakin tidak stabil
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi  (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi  partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang  meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak  dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga  saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar  negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai  mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat  menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara  keseluruhan.
- memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara,  maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil.  Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi  lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja  akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat  diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi  menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang  suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan  masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk. [sunting]  Globalisasi kebudayaan Sub-kebudayaan Punk, adalah contoh sebuah  kebudayaan yang berkembang secara global
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat,  termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai  nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang  dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai  maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu  apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi  penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat  dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang  bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang  adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya  tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world  culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran  budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa  Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi  pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak  melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi  antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih  mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan  globalisasi kebudayaan. [sunting] Ciri berkembangnya globalisasi  kebudayaan
- Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
- Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan  akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
- Berkembangnya turisme dan pariwisata.
- Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
- Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan  lain lain.
- Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia  FIFA.
 Globalisasi  Perekonomian
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan 
ekonomi  dan 
perdagangan, dimana negara-negara di seluruh  dunia menjadi satu kekuatan 
pasar yang semakin 
terintegrasi dengan tanpa rintangan batas 
teritorial  negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh  batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan  menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan  perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian  di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke  pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang  masuknya produk-produk global ke dalam 
pasar domestik.
Menurut 
Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi  ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
- Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di  berbagai negara,  dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini  dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah,  infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang  kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
 
 
Kehadiran tenaga kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi  tenaga kerja
- Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses  untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi  (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di  dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak  satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan  jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer)  bersama mitrausaha dari manca negara.
- Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu  memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti  penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah  memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh  dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement  akan semakin mudah dan bebas.
- Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat  suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari  negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui:  TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju  telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang  yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger  melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang  berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.
- Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk  penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif.  Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin  cepat, ketat, dan fair.
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah  terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan  perdagangan internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian nasional  telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan  adanya kekuatan pasar dunia.
 Kebaikan  globalisasi ekonomi
- Produksi global dapat ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari 
David  Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan 
faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih  efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh  keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan  yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan 
tabungan.
- Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai  negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini  menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain  itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga  yang lebih rendah.
- Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara  memperoleh 
pasar  yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
- Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati  oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga  ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh  negara-negara berkembang.
- Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja  dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi  yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini  seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar  negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan  pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang  dibutuhkan tersebut.
 Keburukan  globalisasi ekonomi
- Menghambat pertumbuhan sektor industri
Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem  perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan  negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi  untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant  industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas  menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor  industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada  industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin  meningkat.
- Memperburuk neraca pembayaran
Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang 
impor.  Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak  berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi 
neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi  terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor  produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing  yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan  (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak  berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.
- Sektor keuangan semakin tidak stabil
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (
modal)  portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi  partisipasi dana luar negeri ke pasar 
saham.  Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk,  neraca pembayaran bertambah bak dan 
nilai uang  akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham  menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca  pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang  domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat  menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan 
ekonomi  secara keseluruhan.
- Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu 
negara,  maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil.  Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi  lajunya pertumbuhan ekonomi. 
Pendapatan nasional dan kesempatan kerja  akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat  diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi  menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka  panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil  dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.
 Globalisasi kebudayaan
 
 
Sub-kebudayaan 
Punk,  adalah contoh sebuah kebudayaan yang berkembang secara global
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di 
masyarakat,  termasuk diantaranya aspek 
budaya.  Kebudayaan dapat diartikan sebagai 
nilai-nilai  (
values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang  dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai  maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu  apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi  penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat  dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang  bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang  adalah 
kesenian, yang merupakan subsistem dari 
kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya 
nilai-nilai  dan 
budaya  tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau 
world  culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran  budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah 
Eropa Barat  ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi  pada awal ke-20 dengan berkembangnya 
teknologi  komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai  sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan  komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan  semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
 Ciri berkembangnya  globalisasi kebudayaan
- Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
- Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan  kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar  kebudayaannya.
- Berkembangnya turisme dan pariwisata.
- Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
- Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan  lain lain.
- Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.